Rabu, 27 April 2016
Soal UTS pengecoran logam
https://drive.google.com/file/d/0B1r2Spwz198cc0F2QWZGU051Vmc/view?usp=sharing
Rabu, 20 April 2016
Senin, 01 Februari 2016
Sabtu, 09 Januari 2016
ALIRAN DI DALAM PIPA - LOSSES
ALIRAN DI DALAM PIPA
1 1. LOSSES
Gambar diatas merupakan ilustrasi pemindahan
fluida dari tanki A ke tanki B yang mempunyai perbedaan ketinggian melalui pipa
yang diantaranya terdapat pompa untuk memindahkan fluida tersebut. Pompa
diberikan untuk memberikan energi untuk memindahkan fluida tersebut.
Pada proses pemindahan fluida tersebut dari
tanki A ke tanki B itu mengalami penurunan energi. Itulah energi yang
menghilang,karena akibat hambatan-hambatan dan akibat gesekan dengan dinding
pipa yang ada pada saluran. Yaitu loses pada Entry loss, Pump, Expansion loss
dan Exit loss.
Ditinjau dari persamaan Bernoulli, analisa
dari ilustrasi diatas adalah sbb:
Pressure drop adalah tekanan yang hilang
Head loss adalah pressure drop yang dinyatakan
dalam head, maka:
2.
LOSSES KARENA GESEKAN
Gambar
1. Elemen fluida disebuah pipa
Sehingga:
Dari gambar diatas diperoleh rumus debit sebagai berikut:
3. LOSSES KARENA GESEKAN DENGAN DINDING PIPA (ALIRAN TURBULENT)
Dari prsamaan (3) dan
(4) diperoleh:
Dimana:
f=koefisien gesek
L=panjang
U=kecepatan aliran
g=percepatan gravitasi
D=diameter pipa
Dari
rumus (hf ) didapat:
Misal 1:Iterasi
Misal 2:
Misal 3 :
Misal 4:
Misal 5:
contoh
1. Moody Diagram
Jumat, 08 Januari 2016
BILANGAN REYNOLDS (Reynolds Number) dan LAPISAN BATAS (Boundary Layer)
1. Bilangan Reynolds (Reynolds Number)
Dalam mekanika fluida,
bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos
(μ/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis
aliran yang berbeda, misalnya laminar , turbulen atau transisi. Namanya diambil dari
Osborne Reynolds (1842–1912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold
merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika
fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain, untuk
memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola aliran
yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang
berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya
disebut memiliki kemiripan dinamis.
Rumus bilangan
Reynolds umumnya adalah sebagai berikut:
Dimana:
·
Re–bilangan renolds
· U – kecepatan fluida,
·
d – diameter pipa,
·
μ – viskositas absolut
fluida dinamis,
·
ν – viskositas
kinematik fluida: ν = μ / ρ,
·
ρ – kerapatan
(densitas) fluida.
Misalnya pada aliran
dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika penampang pipa
bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.
Dilihat dari kecepatan
aliran, dapat diasumsikan/dikategorikan sbb:
o
Aliran laminar bila
aliran tersebut mempunyai bilangan Re kurang dari 2000,
o
Aliran transisi berada
pada pada bilangan Re (2000 - 4000 )biasa juga disebut sebagai bilangan Reynolds
kritis, sedangkan
o
Aliran turbulen
mempunyai bilangan Re lebih dari 4000.
Misalnya
Diketahui diameter
pipanya adalah 40 cm,dan alirannya turbulen, maka kecepatan nya adalah:
Kesimpulannya adalah
bahwa hanya dengan diameter pipa sebesar 40 cm dengan kecepatan alirannya
sebesar 8,7 mm /s ,maka alirannya sudah turbulen. Maka kita akan sering
menjumpai aliaran turbulen.
2. Lapisan Batas (Boundary Layer)
Gambar 1 Kecepatan
Aliran fluida
Misalkan fluida datang dari sebelah kiri
dengan kecepatan tak hingga, kurang lebih profil kecepatan alirannya seperti
ditunjukkan gambar diatas. Cara membacanya adalah, garis profile tersebut
merupakan gabungan dari beberapa titik sehingga membentuk garis profile. Pada
titik paling atas, nilai kecepatan aliran fluida (u) nya adalah sebesar
0.99 kali nya kecepatan fluida tak hingga yang masuk dari sebelah kiri.
Kecepatan pada titik atas lebih besar dari titik bawah, disebabkan aliran
fluida pada titik bawah mengalami loses akibat gesekan dengan dinding. Diatas
titik tersebut,nilai kecepatan nya adalah tak hingga. Dengan definisi tersebut,
kita akan kesulitan menganalisa nya jika nilai kecepatan aliran yang masuk
juga tak hingga, maka boundary layer tersebut
dibatasi menjadi 0.99 kali.
Gambar 2 Proses Fully
developed turbulent velocity
Sekarang kita akan mengembangkan konsep
boundary layer tersebut menjadi boundary layer fully developed. Gambar diatas
adalah profile kecepatan fluida dari gabungan boundary layer bagian atas dan
bagian bawah. Artinya boundary layer fully developed adalah perkembangan penuh
dari boundary layer. Pada awalnya profile kecepatan aliran akan membentuk
katakanlah seperti trapesium, dan pada akhirnya profile kecepatan akan berubah
menjadi kurang lebih setengah lingkaran. Untuk meninjau kecepatan aliran fully
developed kita akan gunakan persamaan Hagen-Poiseuille.
Jenis dan
Karakteristik Fluida
Hal yang
berhubungan dengan jenis dan karakteristik aliran fluida yang dimaksudkan di
sini adalah profil aliran dalam wadah tertutup (pipa umumnya). Profil aliran
dari fluida yang melalui pipa, akan dipengaruhi oleh gaya momentum fluida yang
membuat fluida bergerak di dalam pipa, gaya viscous/gaya gesek yang menahan
aliran pada dinding pipa dan fluidanya sendiri (gesekan internal) dan juga
dipengaruhi oleh belokan pipa, valve sebagainya.
Jenis aliran
fluida terbagi dalam 2 bagian yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran
laminar didefinisikan sebagai aliran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan
atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang
bersebelahan dengan saling bertukar momentum secara molekuler saja.
Kecenderungan ke arah ketidakstabilan dan turbulensi diredam habis oleh
gaya-gaya geser viskos yang memberikan tahanan terhadap gerakan relatif
lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan.
Dalam aliran
turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam lintasan-lintasan yang sangat
tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran momentum dari satu bagian fluida
ke bagian fluida yang lain. Aliran turbulen dapat berskala kecil yang terdiri
dari sejumlah besar pusaran-pusaran kecil yang cepat yang mengubah energi
mekanik menjadi ketidakmampubalikan melalui kerja viskos, atau dapat berskala
besar seperti pusaran-pusaran besar yang berada di sungai atau hempasan udara.
Pusaran-pusaran besar membangkitkan pusaran-pusaran yang kecil yang pada
gilirannya menciptakan turbulensi berskala kecil. Aliran turbulen berskala
kecil mempunyai fluktuasi-fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi dengan
frekuensi yang tinggi. Pada umumnya, intensitas turbulensi meningkat dengan
meningkatnya Bilangan Reynolds. Aliran akan mengalami proses transisi dari
aliran laminar ke aliran turbulen sebelum aliran tersebut turbulen. Pada aliran
internal, aliran transisi dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Gambar 3. Proses
berkembangnya aliran di atas plat
Adapun tinjauan umum dari aliran dan
turbulen dari Osborne Reynolds (1842-1912), ilmuwan dan ahli matematika
Inggris, adalah orang yang pertama kali membedakan dan mengklasifikasikan dua
aliran ini dengan menggunakan peralatan sederhana seperti yang ditunjukkan pada
Gambar Aliran laminar terjadi pada partikelpartikel (massa molar yang kecil)
fluida bergerak dalam lintasan - lintasan yang sangat tidak teratur, yang
mengakibatkan pertukaran momentum dari satu bagian ke bagian lainnya.
Turbulensi membangkitkan tegangan geser yang lebih besar di seluruh fluida dan
mengakibatkan lebih banyak ketakmampubalikan (irreversibilitas) atau kerugian.
Gambar 4.
Perbedaaan antara aliran laminar, transisi, dan turbulen
(Sumber:
rawicaksana, 2012).
Untuk mengetahui jenis aliran fluida dilakukan dengan apa yang
disebut dengan bilangan Reynolds (Re).
Re = ρ v Dμ
Besarnya bilangan Reynold yang terjadi pada suau aliran dalam
pipa dapat menunjukkan apakah profil aliran tersebut luminer atau turbulen.
Biasanya angka Re<2000 merupakan batas aliran laminer dan angka lebih besar
dari Re >4000 dikatakan aliran turbulen. Sedangkan Rd diantara keduanya
dinyatakan sebagai aliran transisi. Karakteristik lain yang mempengaruhi
pengukuran laju aliran adalah temperatur dan tekanan fluida tersebut, khususnya
bila fluida tersebut adalah fluida gas. Hal ini disebabkan karena massa jenis
(ρ) fluida gas sangat dipengaruhi oleh kedua besaran yang disebutkan diatas.
Jenis aliran fluida didalam pipa tergantung pada beberapa faktor, yaitu:
a. Kecepatan
fluida (v) didefinisikan besarnya kecepatan aliran yang mengalir persatuan
luas:
v = QA [m/detik]
b. Kecepatan
(Q) didefinisikan suatu kecepatan aliran fluida yang memberikan banyaknya
volume fluida dalam pipa:
Q = A x v [m3/detik]
Langganan:
Postingan (Atom)